Minggu, 07 Juni 2009

Komorgan10-Budaya Organisasi

ORGANIZATION CULTURE

Oleh : AKh.Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

DEFINISI

“culture can be defined as the shared philosophies, ideologies, values, assumption, expectation, attitudes and norm that knit a community together

(Kilam Saxton dan Serpa)

Budaya merujuk pada hasil interaksi antar individu dengan serangkaian jejak-jejak makna (web meaning) yang ditinggalkannya, baik berupa bahasa, nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol, seni maupun peninggalan-peninggalan fisik lainnya.

KARAKTERISTIK BUDAYA

1. Mempelajari budaya diperlukan dan diwujudkan dalam belajar observasi dan pengalaman.

2. Saling berbagi, individu dalam kelompok, keluarga dan masyarakat saling berbagi budaya.

3. Transgenerasi, merupakan kumulatif dan melampaui generasi satu ke generasi lain.

4. Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia.

5. Adaptasi, budaya didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau beradaptasi.

Gareth Morgan menjelaskan :

1. Pengertian bersama, pemahaman bersama dan penerimaan akal bersama semuanya adalah cara-cara yang berbeda untuk menggambarkan budaya.

2. Dalam berbicara tentang budaya kita benar-benar berbicara tentang sebuah proses pembangunan realita yang memungkinkan orang melihat dan memahami peristiwa-peristiwa, tindakan-tindakan, objek-objek, ungkapan-ungkaan, atau situasi-situasi tertentu dengan cara-cara tertentu pula.

3. Pola-pola pemahaman ini juga memberikan sebuah dasar supaya perilaku seseorang menjadi masuk akal dan berarti.

William M. merumuskan budaya organisasi sebagai

“suatu ekspresi kombinasi pengaruh dari keyakinan dasar organisasi, nilai-nilai, harapan dan pola tindakan tertentu”.

Menurut Goldstein, budaya organisasi adalah “totalitas pola perilaku dan karakteristik pola pemikiran dari karyawan suatu organisasi, keyakinan, pelayanan, perilaku dan tindakan karyawan

UNSUR-UNSUR BUDAYA DALAM ORGANISASI

1. pendiri organisasi.

2. pengalaman organisasi menghadapi lingkungan eksternal

3. karyawan dan hubungan kerja mereka

KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI STEPHEN ROBBIN

(1) inisiatif individual. Tingkat tanggungjawab, kebebasan dan keindependenan yang dimiliki individu;

(2) toleransi terhadap tindakan resiko. Sejauhmana karyawan dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko;

(3) arah. Sejauhmana karyawan tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai kinerja;

(4) integrasi. Tingkat sejauhmana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi;

(5) dukungan dari manajemen. Tingkat sejauhmana para manajer memberi komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka;

(6) kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan;

(7) identitas. Tingkat sejauhmana karyawan mengidentifikasikan dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional lainnya;

(8) sistem imbalan. Tingkat sejauhmana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas kriteria kinerja karyawan sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya;

(9) toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauhmana para karyawan di dorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka, dan;

(10) produksi; langkah-pola komunikasi.Tingkat sejauhmana komunikasi organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal

CIRI BUDAYA ORGANISASI (O’Reilly dalam Judge & Cable)

1. Inovasi. Tingkat sejauhmana organisasi mendukung pengambilan resiko, eksperimentasi, dan mengabaikan kehati-hatian, kemantapan atau keamanan.

2. Perhatian terhadap detail. Tingkat sejauhmana organisasi membiarkan karyawan melakukan analisis, perhatian ke detail dan kecermatan.

3. Orientasi hasil. Tingkat sejauhmana organisasi berorientasi pada kinerja, menuntut hasil dan mendukung harapan yang tinggi.

4. Keagresipan. Tingkat sejauhmana organisasi menekankan pada keagresipan, kompetisi dan memanfaatkan kesempatan.

5. Dukungan. Tingkat sejauhmana organisasi mendorong, mendukung penyebaran informasi dan menghargai kinerja yang baik.

6. Perhatian pada ganjaran. Tingkat sejauhmana organisasi memberi nilai gaji yang tinggi terhadap kinerja dan pengembangan profesional.

7. Orientasi tim. Tingkat sejauhmana organisasi berorientasi tim dan mendukung kolaborasi.

8. Ketegasan. Tingkat sejauhmana organisasi mempunyai ketegasan nilai, dapat diperkirakan (predictability) dan rendah konflik.

Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk ?

  1. Budaya terbentuk dari berbagai simbol, ritual dan upacara, tata nilai, keyakinan, gagasan, makna dan pola perilaku yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. pola interaksi, komunikasi, sikap, cara kerja dan nilai yang ditampilkan secara terus-menerus dalam kehidupan organisasi oleh orang-orang organisasi menjadi kebiasaan dan budaya yang melekat pada organisasi tersebut.
  2. Budaya seringkali juga tercermin dari orang-orang yang ditokohkan oleh suatu komunitas tertentu.
  3. Budaya organisasi adalah hasil proses interaksi anggota organisasi dengan segala bentuk hubungan dan komunikasi yang dilakukannya dalam sebuah proses pembelajaran bersama yang menghasilkan nilai-nilai dan norma-norma yang disepakati dan menjadi pedoman bersama dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk ? menurut Pacanowsky dan O’Donnell-Trujillo :

  1. Ritual
  2. yaitu suatu tindakan atau aktivitas yang diulangi secara teratur, familiar dan rutin, seperti melaui rapat-rapat, pertemuan-pertemuan baik formal maupun nonformal.
  3. Gairah – cerita,
  4. artinya suatu aktivitas yang membuat tugas rutin dan membosankan menjadi menarik dan menggairahkan
  5. Sosialitas
  6. adalah suatu tampilan yang menciptakan sebuah sense kelompok menyangkut identifikasi kelompok ataupun aturan-aturan sosial dalam bentuk yang lebih santai seperti basa-basi atau canda / humor, obrolan ngawur atau ringan.
  7. Politik organisasi,
  8. berupa bagaimana pengaruh dan kekuasaan itu dijalankan.
  9. Enkulturasi
  10. atau proses-proses “pengajaran” budaya pada para anggota organisasi. Enkulturasi sifatnya berlanjut, misalnya orientasi bagi anggota baru

Domain” Budaya Organisasi , menurut John Van Maanen dan Stephen Barley :

  1. konteks ekologis (ecological context), adalah berupa dunia fisik, yang meliputi lokasi, waktu dan sejarah, serta konteks sosial dimana organisasi beroperasi.
  2. interaksi diferensial (differential interaction). Perbedaan masing-masing budaya yang hidup secara internal pada diri individu organisasi tentu pula memberikan pengaruh pada budaya organisasi yang tercipta.
  3. pemahaman kolektif (collective understanding) yaitu cara-cara umum untuk menginterpretasikan peristiwa. Dimana kandungan dari pada budaya adalah, nilai-nilai, ide-ide, tujuan-tujuan dan praktek-praktek ritual yang dilakukan secara konsisten oleh suatu organisas
  4. domain individual. Terkadang dalam sebuah organisasi individu seorang pimpinan merepresentasikan budaya organisasi tersebut khususnya untuk tipe kepemimpinan yang kharismatik ataupun autokratik.

Fungsi Budaya Organisasi :

  1. Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi (Robbin, 1996), yaitu:
  2. Budaya berperan menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara suatu organisasi dan organisasi lain.
  3. Membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
  4. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
  5. Meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan karyawan.
  6. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.