Rabu, 02 Desember 2009

MPR9 : Evaluasi Program Public Relations

EVALUASI PROGRAM PR
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

 ARTI PENTING
Evaluasi adalah sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan nilai suatu program/kegiatan
 Evaluasi program kehumasan dengan dua alasan :
 Dapat mempertahankan program kehumasan dan keberadaan bagian humas dalam perusahaan dengan menunjukkan nilai program humas bagi perusahaan.
 Adanya tuntutan manajemen perusahaan thd setiap bagian dalam perusahaan agar setiap pengeluaran sumberdaya pada bidang apapun harus dapat dipertanggungjawabkan (accountable).
 JENIS EVALUASI
 Process evaluation : berkaitan dengan usaha-usaha untuk mengetahui apakah program humas telah dikelola dengan baik, berkesinambungan & efektif dalam suatu kurun waktu. Mis : data dari kliping pers mungkin dapat memperlihatkan kecenderungan dalam hubungan dengan media.
 Outcome evaluation : berkaitan dengan usaha untuk mengetahui apakah dampak dan hasil yang ditimbulkan oleh program humas yang teah dijalankan organisasi. Apakah tujuan yang ditetapkan dalam rencana (objective) dapat tercapai.
 Jenis evaluasi lainnya :
 In proses : pada saat berlangsung, mis : dengan pencatatan kegiatan harian, pertemuan staff untuk memperoleh umpan balik, melakukan observasi, laporan perkembangan jadwal, breifing
 Internal evaluation
 Eksternal evaluation : mengukur efek program / kampanye kehumasan thd publik sasaran dalam bentuk perilaku publik secara umum, liputan media dsb.
 KATEGORI EVALUASI
(Kendall, 1992)
 Kategori evaluasi dalam melihat sukses & efektifitas kampanye humas :
 Goal achievement (pencapaian sasaran)
 Measurement of improvement (pengukuran perbaikan) – sikap & pengetahuan publik--
 Measurement result (pengukuran hasil) –kliping kora, jumlah hadiran pameran--
 Cost efficiency (efisiensi biaya)
 Organizational change (perubahan organisasi)
 Unplanned effect (efek yang tak terencana), mis : kompaknya karyawan, semangat kerja.
 Unarticulated hopes (harapan yang tak terartikulasikan)– khususnya harapan dari manajemen--
 PROSES & TAHAP EVALUASI
(Grunig & Hunt, 1982)
Lima langkah tindakan yang hars dilakukan dalam evaluasi :
1. Specify objectives : membuat rumusan tujuan progam spesifik & dapat diukur.
2. Measures the objectives :melakukan pengukuran efek yang sudah dicapai dari program yang sudah dijalankan atas jabaran objektif / tujuan.
3. Collect and analyze data: melakukan pengumpulan data & mengukur efek yang dihasilkan sampel terpilih pada publik sasaran yang telah ditetapkan.
4. Report the result to decision maker : menulis laporan tentang hasil program kepada pengambil keputusan.
5. Apply the result to decisions : setiap hasil program harus diterapkan pada pengambilan keputusan.
 LANGKAH EVALUASI
(Lindenmann, 1993)
1. Setting objectives
2. Menentukan tingkat pengukuran efektifitas program kehumasan. Yang harus diukur :
• Level 1 ‘basic level’ : PR Output, mengukur apa yang sdh dilakuan oleh humas, seberapa baik PRO memperlihatkan kinerjanya, dengan antara lain melihat liputan media thd perusahaan, jumlah penempatan dalam media, jumlah orang yang hadir dalam pen house.
• Level 2 ‘intermediet level’ : PR outgrowth, yang diukur apakah publik sasaran sudah menerima pesan yang ditujukan pada mereka, apakah mereka sudah menaruh perhatian pda pesan tsb, memahami pesan, menyimpan pesan tsb shg dapat diingat kembali.
• Level 3 ‘advanced level” : pengukuran tentang outcomes (hasil jangka panjang) mis : bentuk pendapat, sikap, perilaku publik. memakan waktu panjang dalam mengevaluasi., metode mis : pre-test-post test ; before-after survey ; semi eksperimen.
• PROSES EVALUASI
(Cutlip, Center & Broom , 1994)
3. Implementation evaluation
• Lihat faktor kontsekstual yang mempengaruhi
• Perlu dilakukan peninjauan & modifikasi prosedur & strategi untuk menentukan sejauh mana implementasi sesuai dengan rencana.
• Menilai sejauhmana implementasi sesuai rencana.
• Jika ada perbedaan ; apa alasan & apa akibat
• Laporan pada pengambil keputusan
4. Progress evaluation
• idem
5. Outcome evaluation
• Menentukan faktor kontekstual yang mempengaruhi hasil akhir
• Peninjauan dan modifikasi prosedur, strategi & rancangan evaluasi hasil yang biasanya dimuat dalam rencana evaluasi.
• Mengumpulkan data & invormasi untuk evaluasi hasil, menganilisi dan menginterpretasikan data.
• Melaporkan pada pengambil keputusan.

 TINGKAT & LANGKAH EVALUASI
(Cutlip, Center & Broom , 1994)
1. Preparation evaluation :
 menilai kecukupan informasi latar belakang yang digunakan sebagai dasar dalam perencanaan program.
 Melihat organisasi & ketepatan strategi, taktik program & pesan (evaluasi ketepatan pesan melalui analisis isi thd pesan yang disampaikan : pidato, presentasi, isi di suratkabar)
 Menilai kualitas pesan dan unsur presentasi program lainnya.
 Kualitas penyajian, style, tata letak dsb.
2. Implementation evaluation :
 Menghitung apa yang sudah dilakukan oleh PRO dalam implementasi program.
 Penghitungan jumlah pesan yang telah terkirim dan terdistribusikan. (dokumentasi berapa banyak release, features, surat, penerbitan, pengumuman, dll yang telah diproduksi dan distribusi, termasuk pidato, presentasipenampilan pada televisi). Inti : pendokumentasian seluruh program yang sudah dijalankan.
 Menghitung jumlah pesan yang muncul di media.
 Menghitung jumlah pesan yang terterpa pesan.
 Menentukan jumlah orang yang benar-benar mengikuti pesan.
 Metode yang digunakan : readership (kepembacaan), listenership, viewership (kepemirsaan), untuk mengetahui : siapa yang membaca suatu media, apa yang dibacanya, seberapa banyak yang mereka baca, siapa yang membaca, siapa yang tidak.
3. Impact evaluation :
 Bertujuan untu mengetahui sejauh mana outcome yang dinyatakan dalam tujuan program untuk masing-masing publik sasaran.
 Mengetahui apa yang dipelajari oleh publik dari program yang sudah dijalankan perusahaan (penghitungan jumlah orang yang belajar pesan yang telah disampaikan)
 Menghitung jumlah orang yang berubah pendapatnya/berpendapat seperti organisasi serta menjaga sikapnya sebagaimana yang diharapkan organisasi. Mis : dalam penentuan & pemilihan obat.
 Menilai apakah program telah tercapai.

Senin, 09 November 2009

KLB 7-8 : Message and Meaning

PESAN DAN MAKNA
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

 MAKNA (MEANING)
MEANING :
Is an active process created in cooperation between source and receiver, speaker and listener, writer and reader.
 SIFAT-SIFAT MAKNA
1. MEANING ARE IN PEOPLE
2. MEANING ARE MORE THAN WORDS & GESTURES
3. MEANING ARE UNIQUE
4. MEANING ARE CONTEXT-BASED
 MEANING ARE IN PEOPLE
Jelek -1-:-2-:-3-:-4-:-5-: -6-:-7-:-8-:-9-:-10- Cantik
 MEANING ARE MORE THAN WORDS & GESTURES
 MEANING ARE UNIQUE
 Satu pesan beragam makna
 Dapat dipengaruhi oleh suasana, perasaan, derajat pikiran komunikan yang berbeda-beda pada setiap orang.
 Begitu pula dipengaruhi oleh pengalaman, referensi, kebiasaan, keinginan dari setiap orang.
 MEANING ARE CONTEXT-BASED
 Makna dipengaruhi oleh konteks yang berbeda dalam situasi yang berbeda
 Contoh :
“bagaimana kabarmu” --- (dijalan : halo) , (dirumah sakit : kesehatan)
“kedipan mata” dari lk-pr (dijalan : rayuan ; bertiga : isyarat/penunjuk)
“cibiran” (pujian, hinaan)
 KOMPONEN PESAN
1. MAKNA
2. SYMBOL
3. ORGANISASI PESAN
 KARAKTERISTIK PESAN
1. MESSAGES ARE PACKAGED
2. MESSAGES ARE RULE-GOVERNED
3. MESSAGES VARY IN ABSTRACTION
4. MESSAGES VARY IN POLITENESS
5. MESSAGES VARY IN INCLUSION
6. MESSAGES VARY IN DIRECTNESS
7. MESSAGES VARY IN ASSERTIVENESS
 1. MESSAGES ARE PACKAGED
 Pengemasan pesan tidaklah semata sebuah kebiasaan saja melainkan peristiwa untuk mengkemas pesan dalam berbagai tingkat kesengajaan.
 Dalam beragam situasi emosi, pesan yang anda produksi dan tampilkan melibatkan seluruh aspek yang mendukung perasaan anda tsb, mis : suara, mata, tangan, mimik wajah dsb.
 2. MESSAGES ARE RULE-GOVERNED
 Setiap pesan selalu terbangun diatas aturan.
 Pesan diatur oleh sistem nilai, norma yang berkembang.
 Produksi pesan adalah sebuah hasil dari proses belajar, baik dari budaya, observasi (verbal / non verbal)
 Prinsip komunikasi : melibatkan prediksi peserta komunikasi
 3. MESSAGES VARY IN ABSTRACTION
 Pesan memiliki abstraksi (wujud) makna yang berbeda-beda berdasar kesan (image) yang berbeda atas suatu pesan tsb.
 Abstraksi tersebut dapat berdasar pada fokus yang berbeda, pengalaman maupun kesukaan masing-masing individu, hal ini memberikan kesan yang berbeda-beda pada suatu pesan yang disampaikan.
 4. MESSAGES VARY IN POLITENESS
 Nilai kesopanan lahir dari pengalaman dan nilai budaya yang berbeda-beda
 Nilai-nilai kesopanan memiliki wujud dan bentuk yang berbeda dalam setiap budaya.
 Namun, terdapat beberapa hal yang mungkin dapat dikatakan berlaku universal dan sebagian lain lokal. Atau memiliki nilai universal namun dengan wujud yang berbeda. Mis : “bagus” namun wujud pengungkapan berbeda. “sopan” (jepang = nunduk, jawa = tangan di depan, dsb )
 Termasuk cara berkomunikasi antar level sosial, gender dsb.
 Etika / tata cara dalam pengungkapan pesan (netiquette) merupakan salah satu bagian dalam kesopanan, misal : etika dalam ber-komputer dan menjadi sebuah sistem didalam nya. Mis : sebelum anda menutup komputer anda perlu melakukan shotdown terlebih dahulu.
 5. MESSAGES VARY IN INCLUSION
 Suatu pesan adalah menjadi bagian dalam diri seseorang,
 Terdapat beberapa pesan yang secara tidak sadar merupakan bahasa inklusif yang hanya dipahami oleh masing-masing pribadi / suatu kelompok (in-group)
 Dalam komunikasi dan produksi pesan terdapat pesan (bahasa) inklusif & eksklusif (bahasa yang dipakai dan berlaku secara universal)
 Inklusion dapat terlihat dalam bahasa : in-group, tidak disengaja,
 6. MESSAGES VARY IN DIRECTNESS
 Pesan berada dalam beragam tingkat kelangsungan tertentu (langsung – tidak langsung). mis : tuch telponnya bunyi --- tolong jawab telponnya. Disini dingin ya.. --- mau pinjam jaketnya dong.
 Kelangsungan tertentu dari suatu pesan memiliki tingkat keuntungan dan kerugian yang berbeda.
 Keuntungan langsung : lebih jelas, mudah direspon, meminimalkan kesalahan interpretasi.
 Keuntungan tidak langsung : alasan menjaga kesopanan, untuk tidak menyinggung perasaan (saat menghina/kritik), mis : audience lihat jam saat pidato berlangsung,
 Kerugian tidak langsung : mis-interpretasi, tidak terpenuhinya maksud/tujuan komunikator.
 Sindiran lebih baik dipergunakan dalam mengkritik orang lain.
 Pesan sindiran, bukanlah menunjukkan kelemahan (power), melainkan sebuah strategi/ style untuk mempengaruhi orang lain.
 Indirect dipergunakan saat :
 Untuk menunjukkan kelemahan
 Mengungkapkan masalah
 Mengakui kesalahan
 Direct / indirect dipengaruhi oleh :
 Budaya
 Self disclosure / style
 Strategi efektifitas
 7. MESSAGES VARY IN ASSERTIVENESS
 Produksi pesan berada dalam beragam ketegasan.
 Ketegasan pesan seringkali dipergunakan untuk menunjukkan ketidaksepakatan pada orang yang mungkin tidak anda suka, lebih yunior, dianggap berada di level bawah dirinya.
 Ketidaktegasan pesan (non-assertiveness) atau pesan permisif, cenderung dilakukan terhadap orang yang dekat, keluarga, orang yang disuka, senior, “lebih” dibandingkan anda, sungkan dsb.
 Bentuk assertiveness :
 Volume suara
 Nada pesan
 Sikap & bahasa tubuh dalam penyampaian pesan

PSC8 : Customer Satisfaction

COSTUMER SATISFACTION
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si

PENGERTIAN
Kepuasan pelanggan (Customer Satifaction) atau sering disebut juga dengan Total Customer Satisfaction menurut Barkelay dan Saylor (1994:82) merupakan fokus dari proses Costomer-Driven Project Management (CDPM), bahkan dinyatakan pula bahwa kepuasan pelanggan adalah kualitas. Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan. Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996:146) bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kualitas termasuk semua elemen yang diperlukan untuk memuaskan tujuan pelanggan, baik internal maupun ekternal, juga termasuk tiap-tiap item dalam produk kualitas, kualitas layanan, performance, availibility, durability,aesthetic, reability, maintainability, logistic, supprtability, costomer service, training, delivery, billing, shipping, repairing, marketing, warranty, dan life cycle cost.

Berdasarkan hasil studi di Amerika menunjukan hal-hal berikut :
90 % Pelanggan yang tidak puas tidak akan membeli lagi produk
Setiap pelanggan yang tidak puas akan menceritakan kepada paling sedikit 9 orang lain
Waktu usaha, tenaga dan uang yang diperlukan untuk menarik seseorang pelanggan baru 5 kali lebih banyak daripada untuk mempertahankan seorang pelanggan lama.
Setiap pelanggan yang puas akan menceritakannya kepada paling sedikit 5 orang lainnya, yang sebagian diantaranya dapat menjadi pelanggan.

Hasil Studi “ National Productivity Board” di Singapura menunjukkan :
77 % responden menyatakan tidak akan kembali jika mendapatkan pelayanan yang buruk di restoran, pusat perbelanjaan atau “sevice counter”
55 % responden menyatakan akan memberitahukan kepada teman mereka agar tidak belanja atau pergi ketempat tersebut.
3 TARAF KEPUASAN PELANGGAN :
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan
Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi.
Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan
KONSEP KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelenggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991).

Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Persepsi & Harapan costumer dibentuk oleh :
Kebutuhan & keinginan costumer
Pengalaman pembelian dahulu,
Komentar teman dan kenalannya
Janji dari perusahaan .
Komunikasi melalui iklan dan pemasaran

Harapan-harapan pelanggan dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.



KONSEP KEPUASAN PELANGGAN
The Big Eight Factors , Hanan and Karp, 1991
Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk :
Kualitas produk Yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen yang membentuk produk. Sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.
Hubungan antara nilai sampai pada harga Merupakan hubungan antara harga dan nilai produk yang ditentukan oleh perbedaan antara nilai yang diterimaoleh pelanggan dengan harga yang dibayar oleh pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh badan usaha.
Bentuk produk merupakan komponen-komponen fisik dari suatu produk yang menghasilkan suatu manfaat.
Keandalan Merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan:
Jaminan Merupakan suatu jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk yang rusak setelah pembelian.
Respon dan cara pemecahan masalah Response to and Remedy of Problems merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian:
Pengalaman karyawan Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pembelian
Kemudahan dan kenyamanan merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPUASAN PELANGGAN
INTERNAL :
Faktor dikendalikan perusahaan, misalnya karyawan yang kasar, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi

EKSTERNAL :
Faktor yang berada di luar kendali perusahaan, seperti cuaca, gangguan pada infrastruktur umum, aktivitas kriminal, dan masalah pribadi pelanggan.
HAL YANG DILAKUKAN COSTUMER JIKA TIDAK PUAS :
Tidak melakukan apa-apa, pelanggan yang tidak puas tidak melakukan komplain, tetapi mereka praktis tidak akan membeli atau menggunakan jasa perusahaan yang bersangkutan lagi
Melakukan komplain atas ketidakpuasan yang diterima
Menyebarkan rasa ketidakpuasannya pada calon costumer lain.
Mengajak orang lain untuk tidak membeli atau menggunakan jasa perusahaan tsb.

KLB8 : Personal Factor in MCC

FAKTOR PERSONAL YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.SOs, M.Si.

WILAYAH KLB : INTERPERSONAL COMMUNICATION
FOKUS : INDIVIDU
1. FAKTOR PSIKOLOGIS
• Dimensi psikologis dari persepsi - Attention
• Memori jangka panjang & pendek
• Motivasi berkomunikasi : kebutuhan fisik, sosiologis,psikologis, kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, meredakan ketegangan.
2. PERSONAL FACTOR : PERSONAL IDENTITY
• Identitas : makna tentang pribadi seseorang sekaligus ciri khas sebuah budaya yg melatarbelakanginya.
• Identitas : ciri khas yang melekat pada seseorang/budaya yang menjadi pembeda dengan budaya lainnya.
• Cara memahami bagaimana seseorang berempati, berbagi (share).
• Identitas seseorang didasarkan atas peran-nya dalam suatu masyarakat.
• PERAN : suatu set harapan budaya terhadap sebuah posisi tertentu.
• Menurut Andreas Schneider (2000):
• peran lebih mengacu pada harapan (roles refer to expected).
• Peran lebih bersifat normatif daripada deskriptif.
• Role expectations (merupakan bagian dari struktur budaya suatu masyarakat. Cultural structure : pola persepsi, berfikir, perasaan.
• Role performance (merupakan bagian dari struktur sosial suatu masyarakat. Social structure : pola-pola perilaku sosial).
ROLE IDENTITY : Posisi seseorang berkaitan erat dengan perannya dalam struktur budaya maupun struktur sosial (McCall & Simmons)
• ketika posisi sosial telah terinternalisasi, maka kita akan berbicara tentang identitas itu sendiri (Stryker, 1996)
• Identitas ditentukan oleh struktur budaya dan struktur sosial.
• Identitas dibangun melalui interaksi sosial dan komunikasi.
• Identitas dihasilkan oleh negosiasi melalui media (media bahasa).
• Social identities theory
• Social identities = an individuals conceptualizations of the self that derive from memberships in emotionally significant categories or groups
• Personal identities = an individuals self-conceptions that define the individual in relation to other individuals
FORMS OF IDENTITIES
• Cultural identity
• Social identity
• Personal identity
CULTURAL IDENTITY
• Rincian karakteristik / ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang diketahui batas-batasnya (Bonded) tatkala dibandingkan dengan karakteristik/ciri-ciri kebudayaan lain.
• Karakteristik :
• fisik/biologis, tatanan berfikir (cara berfikir, orientasi berfikir)
• Perasaan (cara merasa dan orientasi perasaan)
• Cara bertindak (motivasi bertindak, orientasi tindakan)
• Kenneth Burke : untuk menentukan identitas budaya sangat tergantung pada bahasa (bahasa sebagai representasi budaya).
SOCIAL IDENTITY
• Terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan dalam suatu kelompok kebudayaan.
• Merupakan identitas yang diperoleh melalui proses pencarian dan pendidikan dalam jangka waktu yang lama.
• Tipe kelompok : umur, gender, kerja, agama, kelas sosial, tempat dst.
PERSONAL IDENTITY
• Cara seseorang dalam mengidentifikasi, mengkonsepsi dirinya dalam hubungannya dengan orang lain yang didasarkan pada keunikan karakteristik personal.
• Pribadi & identitas sosial terbentuk oleh identitas budaya; ( perilaku budaya, nada suara, gerak-gerik anggota tubuh, cara pidato, warna pakaian, rambut,dsb)
• KEBUDAYAAN bertindak sebagai identitas sosial yang mempengaruhi konsep diri, mengajarkan nilai-nilai dan harga diri bagi para anggotanya.
• Untuk mempertahankan konsep diri sebagai identitas sosial maka seseorang sering berikap tertentu thd budaya lain (mis, prasangka, etnisitas, rasisme).

Selasa, 27 Oktober 2009

UTS KLB

TAKE HOME MIDLLE TEST MATA KULIAH KLB
Lakukan kegiatan penelitian / research secara berkelompok dengan tema umum penelitian sebagai berikut :
1. Masyarakat Madura Perantauan
2. Hubungan antar etnik : Asimilasi Etnik Cina atau Arab
3. Fenomena Terorisme dan kelompok keagamaan
4. Hubungan antar umat beragama
5. Fenomena komunikasi anak jalanan
6. Peran tokoh agama pada masyarakat pantura
7. Fenomena komunikasi antar jender : pada kelompok keagamaan (OMEKs)
8. Fenomena Komunikasi pada komunitas waria
9. Budaya popular, mis : komunitas punk

Tema penelitian ini selanjutnya anda buat judul penelitian dan rumusan masalah yang selanjutnya anda lakukan penelitian berdasarkan judul tersebut.
1 kelompok berjumlah 5 orang, waktu pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan 1 bulan. Hasil dikumpulkan pada tanggal 27 November 2009.
Dalam melakukan riset dan penulisan laporan penelitian maka sistematika penulisan sebagai berikut :
1. Tema penelitian berdasarkan objek penelitian diatas.
2. Latar belakang : menjelaskan tentang deskripsi kajian (tema) secara umum, alasan melakukan penelitian dengan tema tersebut, pentingnya tema penelitian, relevansi dengan kajian komunikasi.
3. Rumusan masalah
4. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
5. Kajian pustaka : konsep dan teori yang relevan dan dijakdikan dasar dalam melakukan analisis
6. Metodologi penelitian
a. Metode dan jenis penelitian
b. Subjek penelitian
c. Teknik pengumpulan data
d. Focus penelitian (berisi breakdown rumusan masalah dalam bentuk point-point pertanyaan pendukung)
e. Teknik analisis data
7. Hasil dan pembahasan
a. Gambaran umum subjek penelitian
b. Penyajian data berdasar focus penelitian
c. Analisa data
8. Kesimpulan dan saran
9. Daftar pustaka